Maggot: Serangga Kecil Alternatif Pakan Ternak.

Palembang-Spora, Pakan merupakan bahan atau makanan yang diberikan kepada hewan agar memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pakan dapat berupa bahan Nabati, Hewani atau bisa juga keduanya. Hal ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan produksi hewan ternak yang optimal.

Umumnya, pakan ternak terdiri dari biji-bijian, daun-daun dan limbah pertanian. Namun, kendala peternak sekarang ini adalah harga pakan yang semakin mahal. Di antara banyaknya alternatif pakan yang ada, serangga menjadi salah satu kunci jawaban dalam permasalahan para peternak saat ini.

Serangga mengandung banyak nutrisi penting seperti protein, lemak, serat, mineral dan vitamin. Kandungan tersebut membuat serangga menjadi sumber pakan yang baik untuk hewan ternak. Selain itu, serangga memiliki tingkat produksi yang tinggi dan menggunakan sumber daya yang rendah pula. Hal ini menjadi salah satu jalan keluar yang baik bagi peternak dalam mengatasi tingginya harga pakan sekarang ini.

Salah satu serangga yang sukses membantu peternak ialah Maggot atau belatung. Mengutip dari berbagai sumber, Maggot sangatlah rakus dalam perkembangbiakannya. Maggot atau larva yaitu berupa ulat dari lalat tentara hitam (Hermetia illucens). Maggot lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) merupakan maggot yang biasa dipakai dalam pembuatan pakan protein tinggi pada umumnya dengan harga lebih. Jenis lalat ini merupakan serangga yang hidup berdekatan dengan limbah organik. Meskipun ia memakan limbah organik, Maggot tidak mengandung bakteri berbahaya. Bakteri tersebut akan mati pada saat fase ia menjadi larva.

Kandungan nutrisi yang terdapat pada Maggot sangatlah tinggi, yaitu sekitar 40-60 persen dari berat kering. Tak hanya itu, Maggot juga mengandung lemak sehat seperti Omega-3 dan Omega-6 yang berkisar antara 15-30 persen dari berat kering. Ia juga mengandung Vitamin, Karbohidrat dan Mineral yang baik sekali untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak.

Proses perkembangbiakan Maggot dimulai dari lalat betina yang bertelur kemudian meletakannya pada daun pisang kering selama kurang lebih 3 hari. Setelah itu, telur lalat akan menetas selama 3-6 hari. Saat proses menetas, lalat betina akan memastikan tempat penetasan yang dekat dengan sumber makanan agar telur tersebut menetas dengan baik dan tidak kekurangan nutrisi seperti: Kompos, Tempat pembuangan sampah, Peternakan atau Kandang Maggot yang khusus dibuat oleh para peternak untuk membudidayakan serangga ini. Larva maggot dicirikan berbentuk elips dan berwarna kuning dengan warna hitam di bagian kepalanya. Dalam 12 hari, larva masih dalam keadaan putih dan semakin hari akan berubah menjadi coklat dan semakin gelap.

Menurut Indah Khoirunnisa (2023), Magot yang dapat diolah menjadi pakan bukan hanya dari lalat BSF. Pakan dengan bahan baku maggot lalat hijau (C. megacephala) memiliki kadar protein yang hampir sama dengan maggot BSF. Banyak hal yang dapat memengaruhi kandungan protein dalam pakan, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses produksi. Sumber makanan semasa hidup maggot mempengaruhi kadar protein pakan. Makanan semasa hidup maggot lalat hijau mempengaruhi kandungan proteinnya.

Hasil Riset Aksi yang dilakukan Indah Khoirunnisa, Pada hasil analisis pertama (simplo) pakan dari maggot lalat hijau (C. megacephala) memiliki kandungan protein 27,10% dan pada analisis kedua (duplo) sebesar 27,99% sehingga rata-rata dari kedua percobaan analisis kandungan protein ialah sebesar 27,55 persen. Sedangkan pada hasil analisis pertama (simplo) pakan dari maggot BSF memiliki kandungan protein 26,67 persen dan 27,35 persen pada analisis kedua (duplo) sehingga rata-rata dari kedua percobaan analisis kandungan protein ialah sebesar 27,55 persen Pakan dengan bahan baku maggot lalat hijau (C. megacephala) memiliki kadar protein yang hampir sama dengan maggot BSF.  Hasil riset ini memenuhi standar jika mengacu pada standar pakan menurut  Badan Standarisasi Nasional SNI 01-4087-2006 tahun 2006 yaitu pakan mengandung protein berkisar 20-35 persen, lemak berkisar 2- 10 persen, abu kurang dari 12 persen, dan kadar air kurang dari 12 persen. (Anyelir).

Berkomentar