La Via Campesina: Jalan Lurus Petani Menuju Kedaulatan

Palembang-Spora, Dua puluh tahun setelah kelahirannya, La Via Campesina yang mewakili lebih 200 juta orang di semua benua telah mencapai kemenangan yang membanggakan.  Dalam perang posisi melawan ide dan gagasan dari agroindustri, mereka telah mampu melemahkan kansep ini dalam beberapa pemerintahan di berbagai negara dan lembaga internasional.

Saat ini kita telah menyaksikan tumbuhnya gagasan kedaulatan pangan dan pertanian agroekologi yang selaras alam. Gagasan Via Campesina ini disuarakan semakin nyaring pada saat konferensi ke-6 yang diselenggarakan dari 09-13 Juni di Padepokan Pencak Silat Indonesia, Taman Mini di Jakarta, Indonesia, demikian ungkap Netty seorang peserta dari Desa Rengas Sumatera Selatan yang ditemui Spora saat pulang dari pertemuan.

33 anggota baru organisasi telah disahkan pada konferensi yang berarti terhitung sebanyak 183 negara telah bergabung bersama dengan anggota negara baru lainnya seperti Palestina dan Taiwan. Para anggota ini tidak hanya organisasi petani saja, akan tetapi juga gerakan masyarakat adat, gerakan perempuan, gerakan perkotaan, gerakan masyarakat tak bertanah dan banyak lainnya.

Pemimpin La Via Campesina mengungkapkan, sekretariat operasional internasional yang telah berada di Asia selama 8 tahun terakhir, saat ini akan pindah ke Zimbabwe di Afrika.

“Kami akan menyerahkan  tongkat estafet ke Afrika tahun ini. Afrika adalah benua yang sangat penting karena perusahaan transnasional menaruh perhatian disana. Mereka merampas tanah di sana dan memaksakan model revolusi hijau dengan GMO. Kami di Asia telah mengetahui  kegagalan revolusi hijau di sini. Kami memperluas dan memperbesar solidaritas dan persatuan dengan gerakan tani Afrika untuk menghentikan rekolonialisasi ini dan memilih jalur pembangunan yang benar-benar akan menguntungkan bagi masyarakat dan petani, ” kata Henry Saragih, Koordinator Umum La Via Campesina dan Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) di Jakarta. (S01)

Berkomentar