Palembang-Spora, Ketua Ranting Serikat Petani Indonesia (SPI) Sungai Bahar Jambi, Sukiran Bahar Satrio menyesalkan tindakan SPORC (Polisi Kehutanan) yang selalu mengintimidasi petani anggota SPI di Kawasan Eks PT Asia Log yang kini dikuasai oleh PT REKI. “Sejak tanggal 16 Desember SPORC melakukan tindakan kekerasan dengan membakar sekretariat SPI Ranting Sungai Bahar, menakut-nakuti warga dan mengejar para pemimpin SPI di tingkat basis”, demikian ungkap Sukiran ketika diskusi dengan Yayasan Spora di Palembang.
Lebih lanjut dikatakan bahwa, saat ini walaupun pasukan SPORC sudah ditarik dari pemukiman, tetapi anggota SPI masih trauma, terutama ibu-ibu petani dan anak-anak, karena pasukan tersebut membawa senjata laras panjang. “Trauma yang kami alami karena warga ditakut-takuti dengan senjata laras panjang, bahkan sampai mengeluarkan letusan-letusan yang selama ini tidak pernah didengar petani-petani miskin. Kalau negara tidak melindungi petani miskin, artinya negara ini sudah tidak berpihak pada rakyat, lebih mendahulukan kepentingan pemilik modal, seperti PT REKI dan perusahaan-perusahaan lainnya”, ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Petani Sumatera Selatan (DPSS) Simpang Bayat yang hadir dalam diskusi tersebut memberi dukungan pada perjuangan kawan-kawan SPI di Sungai Bahar. “Kami sebagai sesama petani merasakan penderitaan yang dialami oleh Pak Sukiran dan kawan-kawan. Oleh karena itu kami siap memberikan dukungan, baik berupa kekuatan massa maupun dukungan lain”, kata Iskandar. (So1)