KSI Sumsel akan Mengembangkan Sastra Buruh

Palembang-Spora, Ketua Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Sumatera Selatan, Anwar Putra Bayu (APB) menegaskan perlunya mengembangkan sastra buruh sebagai salah satu alat perjuangan kaum buruh di Sumsel. Berbagai sastrawan telah melakukan hal ini, seperti Wiji Tukul, Wowok Hesti Prabowo, Marxim Gorki, Anton Chekov, atau Emile Zola. Hal ini disampaikan APB saat mempersiapkan acara “Membaca Tan Malaka – kemarin, hari ini dan esok” bersama aktivis Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI) dan Yayasan Spora di sekretariat Walhi Sumsel (3/1).

Menurut APB, sudah cukup banyak karya sastra yang dihasilkan oleh para buruh di Indonesia antara lain, Hong Kong – Namaku Peri Cinta (Wina Karnie,dkk), Catatan Harian Seorang Pramuwisma (Rini Widyawati), Penari Naga Kecil (Tarini Sorrita),  Majikanku Empu Sendok (Denok K Rokhmatika), Perempuan Negeri Beton (Wina Karnie), Nyanyian Imigran (Lik Kismawati,dkk). Selain itu Sastra Buruh juga dapat kita jumpai pada novel Oliver Twist karya Charles Dickens, Cerpen Matinya Seorang Buruh Kecil karya Anton Chekov,  Novel Germinal karya Emile Zola, serta Novel Ibunda karya Maxim Gorki, seorang buruh yang terkenal dengan sastra realisme sosial.

Acara “Membaca Tan Malaka” yang akan berlangsung pada tanggal 5-6 Januari di Palembang dengan Agenda (1) Baca Puisi Tema Tan Malaka, (2) Kursus Politik, dan (3) Dialog Pemikiran Tan Malaka yang akan menghadirkan penyair dari Jambi dan Medan merupakan langkah awal bagi KSI Sumsel untuk membangun pijakan dalam menggelorakan sastra buruh, ungkap APB.

Gagasan APB ini disambut baik oleh kawan-kawan gerakan buruh, salah satu aktivis buruh di Palembang, Lubis Henderi mengatakan, kawan-kawan buruh sudah lama menunggu munculnya sastra buruh di Sumsel. “Sastra buruh sangat diperlukan dalam menggedor semangat kawan-kawan buruh seperti yang pernah dilakukan Wiji Tukul saat menghadapi rezim orde baru”, kata Lubis. (S01)

Berkomentar