Palembang-Spora, Spirit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan kata sifat yang mengartikan semangat, antusiasme, energi, gairah, gelora, dan semacamnya. Untuk disandingkan dengan kerja-kerja sosial yang berdampak ke publik seperti “Aktivisme Lingkungan Hidup” tentu harus memiliki spirit alias semangat, alias energi, alias gelora untuk mengambil sikap sebagai individu. Menyuarakan kegelisahan, dan permasalahan menyangkut lingkungan hidup.
Aktivisme sendiri merupakan suku kata yang mengindikasikan setiap individu yang menjalani sehari-hari sebagai penggiat isu. Menyebarkan nilai/pemahaman yang dianggapnya untuk kepentingan publik/kepentingan lingkungan dan alam. Isu setiap aktivisme bisa berkonsentrasi pada isu sosial, isu ekonomi, isu politik, isu pendidikan, isu lingkungan, dan sebagainya. Semangat untuk melakukan kerja-kerja sosial berbasis isu/permasalahan masyarakat luas tentu didasari motif yang konkret, sebagai aktivis tidak bias ideologi.
Khususnya mereka yang bergerak di isu lingkungan hidup tentu harus didasari prinsip, dan sikap tegas. Konsisten di jalan aktivis lingkungan. Sebagai aktivis lingkungan hidup, baik bergerak untuk menyelamatkan sungai, hutan, melindungi hewan terancam punah. Apapun itu basis yang dikonsentrasikan, tentu menjadi aktivis lingkungan hidup di hari ini menjadi tantangan buat mereka yang berani untuk mengambil sikap sebagai aktivis lingkungan. Seperti aktivis lingkungan hidup Prigi Arisandi, dan Amiruddin. Duo Gresik Jawa Timur yang sejak dari Tahun 2000 konsisten membangun gerakan untuk peduli terhadap Lingkungan Hidup, khususnya Sungai.
Prigi, dan Amir yang akrab disapa “Cak” itu telah melewati asam garam. Bersama lembaganya “Ecoton” menggalakkan untuk memastikan kualitas air sungai di nusantara (Indonesia) agar terjaga sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Atas dasar hukum bijak tersebut Prigi dan Amir terus mensosialisasikan pentingnya kualitas air sungai yang baik. Hal itu diwujudkan dengan aksi nyata. Terhitung sejak 1 Maret 2022 lalu telah memulai Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN). Sebuah program aksi lingkungan Ecoton demi kepentingan masyarakat.
Menurut data di Tirto.id (2017) “Suramnya Mutu Air Sungai di Indonesia”, sebanyak 52 sungai di Indonesia berstatus tercemar berat. Dari 450 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia, 118 DAS dalam kondisi kritis. Sedangkan di Pulau Jawa berpotensi langka air bersih.
Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN)
Dilansir dari Website Ecoton.or.id ESN merupakan perjalanan mengunjungi sungai-sungai di Indonesia, kerjasama antara peneliti, jurnalis, dan masyarakat untuk memeriksa kesehatan sungai di Indonesia. Mendokumentasikan nasib 68 sungai yang tercemar limbah dan mikroplastik. Mulai dari Sumatera hingga Papua, ekspedisi ini mengajak masyarakat untuk menjaga sungai. Menekankan peran negara untuk menjaga dan memulihkan sungai di Indonesia. Mendesak negara untuk mengadili korporasi yang membuang limbah di sungai, khususya limbah plastik yang sudah mencemari sungai akibat masih tingginya perusahaan memakai kemasan berbahan baku plastik.
*Pengantar diskusi Spirit Aktivisme Lingkungan Hidup di Rumah Sintas Palembang. Sabtu, 23 Juli 2022 (19.30-22.00 WIB)