Spora-Palembang, Sebuah pelatihan storytelling inovatif sukses digelar di Palembang dengan tujuan meningkatkan keterampilan kampanye lingkungan (Green Campaign), kepercayaan diri, serta kreativitas para pesertanya. Kegiatan yang berlangsung di Jalan Demang Lebar Daun No. 3 Palembang pada 1 Juni 2025 ini diikuti oleh 20 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, akademisi, dan aktivis lingkungan.
Pelatihan ini diorganisir oleh empat komunitas, yaitu Spora Institute, Protect Indonesia, Sarekat Hijau Indonesia, serta Sosek Creativity Organization (SCO) dari Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Acara dibuka oleh Tiara Paramitha Lusmira, Ketua Protect Indonesia, yang menyampaikan ucapan selamat datang serta penjelasan mengenai pentingnya pelatihan ini sebagai upaya memperkuat gerakan kampanye lingkungan di Sumatera Selatan.
Sebagai narasumber utama, Prof. Suso Mourelo, seorang dosen dan penulis buku asal Madrid, Spanyol, membagikan pengalaman dan keahliannya dalam seni bercerita. Dalam sesi pelatihan, Prof. Suso mengupas berbagai aspek penting storytelling, mulai dari memahami struktur cerita, teknik bercerita yang menarik, hingga pemanfaatan media pendukung seperti gambar dan video untuk memperkuat pesan. Selain itu, peserta juga dilatih untuk menyampaikan cerita dalam bahasa Inggris, sebagai upaya memperluas kemampuan komunikasi lintas budaya dan bahasa.
Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Marthin Syach putra, perwakilan dari Sarekat Hijau Indonesia, menyatakan, “Pelatihan ini sangat relevan dengan upaya yang sedang dilakukan organisasi kami, terutama dalam mengkampanyekan isu-isu lingkungan terkini seperti krisis iklim, kehilangan biodiversitas, dan polusi. Storytelling membuat pesan kami lebih mudah diterima oleh masyarakat luas.”
Siti Ramadani Andelia, seorang akademisi Fakultas Pertanian Unsri yang turut hadir, menambahkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi dunia akademik. “Storytelling sangat penting untuk mengemas inovasi yang ingin disampaikan kepada petani dalam kegiatan pengabdian masyarakat, sehingga pesan yang disampaikan menjadi lebih menarik dan efektif,” ungkap Andelia.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para peserta mampu menjadi agen perubahan yang lebih kreatif dan inspiratif dalam mengkampanyekan isu-isu lingkungan. Penyelenggara berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan untuk memperkuat gerakan pelestarian lingkungan melalui pendekatan komunikasi yang inovatif dan humanis.