Oku Timur, Spora – Bendungan Perjaya atau Upper Komering di Kabupaten OKU Timur sangat merugikan masyarakat di bagian hilir bendungan tersebut. Menurut Ir. Nukmal Hakim, Dosen Fakultas Pertanian Unsri yang kami temui saat melakukan Field Trip Sosiologi Pedesaan bersama 260 orang mahasiswa bimbingannya di Belitang (22/6), Bendungan Perjaya telah mengakibatkan kekeringan yang serius pada Sungai Komering di bagian hilir, terutama pada saat musim kemarau. Desa-desa yang terkena dampak seperti Desa Adu Manis, Desa Campang Tiga dan Desa Cempaka, serta desa lain di sekitarnya.
Akibat berkurangnya debit air di Sungai Komering tersebut banyak sawah-sawah menjadi kering, bahkan untuk mandipun terpaksa masyarakat membuat sumur di tengah sungai tersebut. karena saat musim kemarau, aliran air di sungai hanya sebesar selokan, Tambah Nukmal saat berkunjung ke Upper Komering.
Pada kesempatan lain, Erwan Suryanegara, budayawan Sumsel pernah mengekspresikan keprihatinannya mengenai dampak bendungan Perjaya atau Upper Komering tersebut pada sebuah puisi yang berjudul “Bucawa Di Musi” yang dipentaskan oleh Gudang Seni dan Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS) pada 30 April 2012 di Graha Budaya. Bahkan Erwan secara serius mengatakan “Bongkar Upper Komering”.
Protes terhadap bendungan Perjaya ini disampaikan juga oleh Ahmad Jupri dari Serikat Petani Indonesia (SPI), menurut Jupri, Pemerintah harus mencarikan solusi yang tepat untuk mengatasi kerugian petani akibat Upper Komering tersebut. (SO3)