Palembang-Spora. Pandemi covid-19 dan ancaman krisis ekonomi yang mengiringinya tidak mungkin diabaikan. Pertumbuhan ekonomi yang berkurang dari perhitungan awal dapat menuai sulitnya kesempatan kerja dan terguncangnya niaga-pertanian. Pemerintah berupaya keras menemukan inovasi di bidang pertanian dengan mempromosikan food estate sebagai bentuk baru dari revolusi hijau. Tentu tidak ada yang salah jika kita lihat dari pandangan pemerintah yang melihat gerak pertanian keluarga seperti mengalami “slowbalisasi”. Jasa pertanian keluarga yang menjadi penopang ketika awal revolusi hijau pada program Bimas dan Inmas sepertinya ingin dilupakan dan akan digantikan posisinya oleh korporasi dalam memproduksi pangan.
Di sisi lain, pertanian keluarga masih tetap eksis dalam sistem pangan kita, inovasi agroekologi yang salah satu bentuknya adalah Zero Budget Natural Farming (ZBNF) yang dipromosikan oleh gerakan petani international (La Via Campesina) juga mendapatkan pengakuan luas dan menjadi alternatif untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi saat ini.
Kolaborasi Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Selatan, Pusat Kajian & Pengembangan Perikanan Rawa Indonesia (PUSPERI), dan Spora Institute melihat diskursus inovasi ZBNF sebagai upaya mendepolitisasi perdebatan model pembangunan pertanian di tingkat tapak sehingga menghasilkan sinergi antara program pemerintah dan inisiatif yang dihasilkan dari gerakan petani. Untuk itu dimunculkan gagasan untuk mengadakan kegiatan dengan tema “One Day Value Sharing – Zero Budget Natural Farming” atau “Sehari berbagi nilai dan pengetahuan tentang Pertanian Alami tanpa Biaya”
Kegiatan ini menyasar generasi muda milenial yang tertarik pada dunia pertanian agar memiliki wawasan tentang potensi dan peluang untuk berkiprah dalam niaga-pertanian. “Kegiatan ini akan memberikan pengalaman belajar bagi kaum muda melalui berbagi dan berinteraksi langsung dengan masyarakat petani dan pembudidaya ikan di lapangan, sekaligus mempromosikan Zero Budget Natural Farming” kata Mirna Fitrani, Ph.D. sebagai ketua tim.
Pelaksanaan direncanakan berlangsung pada tanggal 19 Desember 2020. Lokasi yang akan dikunjungi adalah kegiatan budidaya ikan dan aktivitas budidaya lainnya di Desa Sungai Rengit, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin. Rapat persiapan yang diselenggarakan di Kedai Kopi Oncak pada Sabtu (28/11) telah menghasilkan kesepakatan tentang pembagian kerja dan hal-hal yang dibutuhkan selama proses persiapan dan pelaksanaan kegiatan. Dalam rapat ini, JJ Polong dari Spora Institute menyarankan kegiatan ini sedapat mungkin diselenggarakan secara swadaya dengan memobilisasi potensi yang dimiliki lembaga masing-masing. Gagasan ini disambut baik oleh peserta rapat. Habibie Aini dari SPI Sumsel akan mempersiapkan konsumsi selama kegiatan. Beberapa anggota Spora akan mempersiapkan sarana transportasi, dan PUSPERI mengambil bagian pada persiapan lokasi, promosi dan publikasi.
Pada kesempatan rapat ini juga , Abdul Kholek, menegaskan kegiatan ini harus menjadi bagian dari kerangka kerja strategis yang memiliki komitmen jangka panjang dan berkelanjutan. “minat generasi muda milenial saat ini sangat random, tidak hanya pada kegiatan tata produksi dan pemasaran hasil pertanian, sebagian juga berminat pada pemberdayaan masyarakat dan aksi sosial serta kegiatan lainnya karena itu kita harus menyiapkan kerangka kerja yang lebih luas”. Ungkap Kholek, Tenaga Ahli Utama Spora Institute. S01